Ditulis oleh:
Viesa Zalsiah - 1506755662
PTIK B
Pada era digital di jaman modern ini, sepertinya tidak
mungkin ya kalau kita tidak mengenal teknologi. Jangankan tidak mengenal,
kehidupan sehari-hari saja seperti ditunjang oleh teknologi, bener kan? Tapi teman-teman
ada baiknya kita tidak hanya memakai teknologi saja loh, ada banyak teori berkaitan
dengan teknologi, dan bahkan membahas teknologi itu sendiri yang menarik untuk
kita dalami untuk lebih memahami “per-teknologi-an”. Nah teman-teman, sekarang
ini saya akan lebih membahas perdebatan antara teori Social Construction of Technology dengan Determinism Technology. Eits tunggu dulu, disini saya akan
mengenali kedua teori itu dulu teman-teman (secara singkat dan jelas dan padat),
urusan perdebatannya...duh seperti
pilkada saja ada sesi debatnya.
Teori social
construction of technology melihat bahwa perkembangan teknologi yang
terjadi adalah pengaruh dari konstruksi sosial yang terjadi pada masyarakat. Kemudian
interaksi antara masyarakat dengan teknologi itu sendiri mengalami proses
penyesuaian. Raymond Williams dalam buku Television
mengatakan “On the contrary, the new technology is itself a product of a
particular social system, and will be developed as an apparently autonomous process
of innovation only to the extent that we fail to identify and challenge its
real agencies”.
Bisa dilihat dalam bentuk konkret dari teori ini adalah
peralihan industri berita yang dari awalnya berkembang pesat pada media cetak
seperti koran, sekarang lebih kepada berita online yang bisa diakses melalui smartphone atau gadget lain yang
menggunakan internet. Teknologi dapat menyediakan akses bagi masyarakat agar
lebih mudah mendapatkan berita (bahkan bisa ada notifikasi kalau diaktifkan)
dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu sekarang ini banyak industri media yang
membuat situs berita online mereka, demi tidak tertinggal dari perkembangan
industri media. Sedangkan sebaliknya terjadi pada media cetak koran, sudah
banyak yang gulung tikar karena merasa tertinggal dan tidak bisa bertahan lebih
lanjut untuk mengikuti perkembangan teknologi.
![]() |
Koran VS OnlineNews |
Sedangkan teori techonology
deteminism pada intinya mengatakan bahwa kehidupan masyarakat pada sekarang
ini beserta kebiasaan, pemikiran, dan perkembangannya telah terpengaruh oleh
perkembangan teknologi dari zaman dahulu hingga sekarang ini. José Ortega y
Gasset dengan perspektif teleskopik menyebutkan ada tiga tahap perkembangan
teknologi; the age of technology of
chance, the age of technology of the artisan, dan the age of technology of the technician. Karl Marx sendiri
mengatakan bahwa terlepas dari implikasi ekonomi, teknologi dapat menciptakan
realitas masyarakat dan dengan cara itulah bisa dipahami beragam bentuk
kehidupan sosial dan mental dalam masyarakat.
Bentuk konkret yang bisa dilihat dari teori ini adalah
banyaknya pekerjaan yang pada zaman ini bisa dilakukan melalui berbagai
fitur-fitur yang ditawarkan dari berbagai aplikasi pada smartphone. YouTube Vlogger dan endorsement
adalah contoh yang akan saya paparkan. YouTube sebagai kanal video terbitan
Google sudah sangat “booming”. Sekarang sudah banyak sekali yang memanfaatkan
YouTube untuk mengunggah video-video buatan pribadi demi mendapatkan keuntungan
dari iklan-iklan yang muncul pada YouTube (plus keeksisan di dunia maya). Iklan
yang pada umumnya hanya muncul pada televisi, papan reklame, dan radio kini
bisa dilihat pada media sosial yang mana terkenal dengan sebutan endorsement. Sama halnya seperti iklan
pada umumnya, yang melakukan endorsement adalah
public figure yang pada media
sosialnya banyak bisa dilihat oleh para pengikutnya.
![]() |
Collage Candy |
Nah, jadi begitulah teman-teman TekBi singkatnya perbedaan pandangan antara teori social construction of technology dengan teori technology deteminism. Urusan perdebatannya? Sudah ya teman-teman kita tidak perlu lagi berdebatan, kita hidup damai saja. Perdebatan yang terjadi itu hanya karena perbedaan pandangan saja kok. Sekian pemaparan saya, terima kasih sudah mau mengikuti ala-ala teori-teori teknologi ini ya teman-teman, kita bertemu lagi pada postingan selanjutnya!:)
Source:
Postman, N. (1992). Technopoly - The Surrencer of
Culture to Technology. New
York: A Division of Random House, Inc.
Williams, R. (2004). Television - Technology and
Cultural Form. London: Taylor
& Francis e-library.