FILM LINIMASA 2 DARI PERSPEKTIF TECHNOLOGY DETERMINISM DAN SCOT
23:16
Oleh:
Qatrunnada Nadhifah (1506720684)
Viesa Zalsiah (1506755662)
Geraldy Justin Caesar (1506686204)
Amalia Mahdini (1506686034)
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas kaitan film Linimassa 2 dengan teori-teori yang sebelumnya telah kami bahas pada blog ini. Film ini dibuat oleh ICT Watch dalam bentuk dokumenter yang mengangkat tentang pengaruh dari perkembangan teknologi di masyarakat, khususnya di berbagai daerah di luar Jakarta.
Qatrunnada Nadhifah (1506720684)
Viesa Zalsiah (1506755662)
Geraldy Justin Caesar (1506686204)
Amalia Mahdini (1506686034)
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas kaitan film Linimassa 2 dengan teori-teori yang sebelumnya telah kami bahas pada blog ini. Film ini dibuat oleh ICT Watch dalam bentuk dokumenter yang mengangkat tentang pengaruh dari perkembangan teknologi di masyarakat, khususnya di berbagai daerah di luar Jakarta.
Awal dari film ini mengangkat tentang bagaimana media mainstream memberitakan konflik Ambon yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan sebenarnya. Kemudian kami mengaitkan hal ini dengan teori technology determinism. Jika kita lihat, pemberitaan yang disebarkan melalui media membentuk persepsi negatif dari masyarakat, sehingga menimbulkan reaksi yang mengarah pada mass panic. Teori Technology Determinism dapat diterapkan dalam hal ini, dimana teknologi mempengaruhi pola pikir dan sudut pandang sosial masyarakat. Dalam film ini, karena adanya pemberitaan media mainstream yang berbeda dengan realita secara terus menerus, mengubah pola fikir dan pandangan masyarakat akan Kota Ambon yang tidak aman lagi.
"Mereka yang tak perang, sepertinya paling lantang berteriak tentang perang."
Cyber Village di Jogjakarta merupakan salah satu contoh aplikasi dalam teori technology determinism, mereka menggunakan teknologi untuk memajukan pengetahuan, bisnis dan juga pendidikan. Dalam film, contohnya adalah Lek Iwon yang memanfaatkan teknologi 'Facebook" dan Blog menjadi sarana mempromosikan batik untuk bisnis dan mengenalkan batik di dunia maya. Dari penggunaaan teknologi yakni Internet, meningkatkan usaha dari Lek Iwon bahkan hingga sampai mancanegara.
Kemudian, dalam film tersebut juga ditampilkan mengenai perkembangan radio komunitas di berbagai daerah seperti di Tasikmalaya dan Lombok. Radio tersebut muncul karena adanya kebutuhan dari masyarakat itu sendiri akan informasi mengenai desa maupun lingkungan sekitarnya. Selain itu, radio juga digunakan sebagai sarana penyampaian kritik dan saran dari warga yang kemudian di tindaklanjuti oleh pihak pemerintah, agar dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Kebutuhan yang kemudian dipenuhi oleh teknologi ini sejalan dengan teori social construction of technology.
"Mereka telah menjadikan teknologi sebagai teman, bukan musuh"
0 comments